Farhansyaddad weblog

Untuk Hari Esok Yang Lebih Baik

Hati Nurani VS Hawa nafsu

Posted by abifasya pada 14 Mei 2011


Hati Nurani Vs Hawa Nafsu

Ternyata yang namanya petunjuk ataupun hidayah bisa didapat kapan dan di mana saja, dari sumber mana saja, baik sumber yang besar dan luar biasa ataupun dari sumber yang biasa-biasa saja. Sama halnya dengan yang saya dapat saat ini, padahal tidak biasanya Majalah Media Pembinaan yang setiap bulan saya dapatkan saya baca dengan baik. Kali ini LUAARR BIASA majalah bulanan edisi No. 10/XXXVII edisi Januari 2011 membuat saya tertarik untuk membacanya sehingga sampailah saya pada rubrik MP inspirasi halaman 35, pada halaman tersebut tertulis sebuah judul artikel yang sangat menarik : HATI NURANI vs HAWA NAFSU, berikut ini isi artikel yang ditulis secara apik oleh seorang GURU MI Selamaya Kab. Ciamis yang bernama Ludi Kamaludin tersebut.

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kita semua sebagai makhluk hidup pasti mengalami kematian seuai dengan firman Allah dalam Al Quran yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Namun demikian hamper semua manusia merasa seakan hidup ini masih lama padahal kapan ajal dating menjemput tak ada yang tahu kecuali Allah azza wajalla.

Begitu pula kita mengimani benar bahwa setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan yang kekal dimana baik dan buruknya ditentukan oleh kehidupan sekarang ini. Kita tinggal memilih dengan akal yang telah Allah anugerahkan jalan mana yang akan dilalui, walau terkadang keinginan dan ucapan tidsk sesuai dengan kenyataan dan perbuatan. Semua orang pasti ingin kehidupan di akhirat nanti dalam keadaan yang diridloi Allah tetapi kenyataan dalam kehidupan sekarang selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi-Nya.

Secara tidak disadari terkadang kita memandang sebelah mata serta nyaman membiarkan kebiasaan perbuatan menyamarkan hokum yang telah jelas hukumnya. Suap menyuap yang kita semua tahu bahwa hal itu dilarang tetap dilakukan dengan alasan berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita, padahal apapun alasannya SUAP MENYUAP ITU DOSA dan parahnya lagi hal itu jadi makanan sehari-hari demi kepentingan kemewahan dunia. Mengambil hak orang lain terkadang sudah menjadi hal yang biasa dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Sebaliknya perbuatan-perbuaran yang menurut agama baik karena tidak sesuai dengan hawa nafsunya jadi perdebatan.

Begitupula kegiatan manpulasi data yang jelas-jelas merugikan orang lain serta pada dasarnya membohongi dirinya sendiri sudah dianggap hal yang wajar dan sudah menjadi rahasia umum. Orang yang digaji untuk bekerja melayani orang lain terkadang masih meminta imbalan tambahan padahal pekerjaan itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Kita semua akui semua itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Apabila tidak berhati-hati bukan tidak mungkin kita akan masuk dalam lingkungan kehidupan seperti itu. Apalagin sebagain KARYAWAN YANG BEKERJA DI KEMENTERIAN AGAMA kita mesti berhati-hati dan dapat menahan diri dari godaan hawa nafsu duniawi agar tidak terjebak dalam keadaan itu.

Pada dasarnya semua orang memiliki hati nurani yang tak pernah bohong, namun demikian hati nurani itu sering kali dikalahkan oleh hawa nafsu duniawi demi mengejar kemewahan dan kepentingan pribadi. Sebagai orang yang memiliki hati nurani sudah selayaknya kita introspeksi diri apakah hati nurani kita selalu dikalahkan oleh hawa nafsu atau sebaliknya.

Sejenak luangkan waktu kita berpikir untuk bermuhasabah tentang apa yang telah kita lakukan di dunia fana ini sebab hidup di dunia ini hanyalah sebuah persinggahan untuk menggapai kehidupan akhirat kelak. Bertaubat janganlah menunggu usia tua atau setelah pensiun dari kerja. Janganlah kita terlalu lantang menyuarakan keburukan yang dilakukan oleh orang lain sementara kejelekan kita ditutup-tutupi. Memulai memperbaiki kesalahan-kesalahan hidup dari kita sendiri merupakan suatu langkah awal menuju kehidup0an yang lebih baik.

Semua kesenangan dan kemewahan yang dirasakan di dunia ini sedikitpun tidak akan terbawa ketika kita dipanggil Yang Maha Kuasa apabila kemewahan itu didapat dari jalan yang tidak baik. Akan tetapi dengan iman, hati nurani serta ketakwaan yang kuat maka hasil perbuatan termasuk kemewahan itu akan menolong kita dikehidupan kelak.

Akhirnya mari sama-sama berdoa semoga perbuatan-perbuatan yang kita lakukan senantiasa mendapat lindungan dan Rahmat dari Allah swt sehingga dapat terhindar dari segala hal yang membawa kita ke jalan yang sesat.

Amiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.

*) ditulis LUDI KAMALUDIN dalam MEDIA PEMBINAAN edisi januari 2011.

5 Tanggapan to “Hati Nurani VS Hawa nafsu”

  1. semua kemewahan itu akan tinggal di dunia

    Suka

  2. seperti yang dicontohkan dalam artikel di atas, sering kali kita terjebak dalam suap yang kita lakukan sendiri dan pembenafrannya pun kita kemukakan sendiri …,dengan alasan menghargai pekerjaan orang lain biasanya kita tak segan-segan untk memberikan uang dikantor kecamatan sekitar 25.000 rupiah untuk petugas pembuat KTP, padahal mereka membuat KTP sudah tugasny dan bahkan yang resminya pun kita telah bayar sebesar 15.000. tapi ya itu … ternyata tidak semua telah siap untuk meninggalkn suap.
    Satu lagi cerita dari abang saya, saat kenaikan pangkat seringkali abang saya diminta sejumlah uang untuk sekedar transpot katanya … ya cuma 250.000,- padahal uang yang bertambah setelah kenaikan pangkat kurang dari itu. apakah di departemen (kemntrian tsb) mereka petugas kenaikan pangkat itu tidak digaji ?

    Suka

  3. Adi Cell said

    is the best…smg akan sllu terjaga dlm iman dan taqwa

    Suka

  4. dika said

    di bulan yang penuh berkah ini semoga hawa nafsu bisa ditaklukan

    Suka

  5. Hidup seperti sebuah piano, berwarna putih dan hitam. Jika Tuhan memainkannya, maka akan menjadi melodi indah.

    Suka

Tinggalkan komentar