Farhansyaddad weblog

Untuk Hari Esok Yang Lebih Baik

Kapan Idul Adha 1431 H/2010 M

Posted by abifasya pada 14 November 2010


idul adha

JAKARTA (Arrahmah.com) – Kapan Idul Adha 1431 H ? Pemerintah RI melalui Departemen Agama menetapkan Idul Adha 1431 H jatuh pada hari Rabu, 17 November 2010. Sementara itu, Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi berdasarkan ru’yah (melihat awal bulan) telah mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 7 November 2010. Maka, Idul Adha (10 Dzulhijjah) akan jatuh pada hari Selasa, 16 November 2010. Mana yang benar?

Berhari Raya Setelah Melihat Ru’yah

Selalu berbeda dalam menentukan hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha akan terus terjadi selama umat Islam tidak bersatu dalam satu naungan negara Khilafah. Dengan otoritasnya, khilafah, sebagai institusi tunggal pemersatu seluruh negeri-negeri Islam pasti bisa menyatukan perbedaan di kalangan umat Islam, khususnya dalam menentukan kapan Idul Fitri dan Idul Adha.

Saat ini, tiap negara berbeda-beda dalam menentukan kapan Idul Adha, bahkan di satu negara seperti Indonesia bisa terjadi perbedaan. Pemerintah berdasarkan keputusan Departemen Agama menetapkan bahwa Idul Adha 1431 H jatuh pada hari Rabu, 17 November 2010. Bila Idul Adha adalah 10 Dzulhijjah, maka 9 Dzulhijjah-nya atau Hari Arafah, hari dimana jamaah haji wukuf di Arafah, akan jatuh sehari sebelumnya, yakni 16 November 2010.

Di negeri dimana ibadah haji dijalankan, yakni di Arab Saudi, Mahkamah Agung Kerajaannya berdasarkan ru’yah (melihat awal bulan) telah mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah jatuh bertepatan dengan tanggal 7 November 2010, maka Wukuf atau Hari Arafah (9 Dzulhijjah) jatuh pada 15 November 2010. Dengan demikian Idul Adha (10 Dzulhijjah) akan jatuh pada hari Selasa, 16 November 2010.

Terjadi perbedaan, lalu dalil atau hujjah manakah yang lebih kuat ? Ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Hal ini sebagaimana sabda Nabi saw.:

«اَلْحَجُّ عَرَفَةُ»

Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah. (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, al-Baihaqi, ad-Daruquthni, Ahmad, dan al-Hakim. Al-Hakim berkomentar, “Hadits ini sahih, sekalipun beliau berdua [Bukhari-Muslim] tidak mengeluarkannya.”).

Dalam sebuah hadits yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa Amir Makkah pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata:

«عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ e أَنْ نَنْسُكَ لِلرُّؤْيَةِ فَإِنْ لَمْ نَرَهُ وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلٍ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا»

Rasulullah saw. telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru’yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka. (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan ad-Daruquthni. Ad-Daruquthni berkomentar, “Hadits ini isnadnya bersambung, dan sahih.”).

Dengan uraian singkat ini, maka penetapan hari raya Idul Adha 1431 H yang paling kuat adalah pada hari Selasa, 16 November 2010. Dengan demikian, hari Senin, 15 November adalah hari dimana jama’ah haji wukuf di Arafah, dan kaum Muslimin yang lainnya melaksanakan puasa Hari Arafah (9 Zulhijjah).

Kembali Kepada Syariat Islam

Ironisnya, kaum Muslimin di negeri ini banyak tidak faham dalam bertindak maupun berbuat, yakni tidak mendasari diri dengan ketentuan syariat Islam. Banyak diantara mereka yang hanya pasrah begitu saja mengikuti pendapat pemerintah, meskipun salah atau meskipun pemerintahnya tidak kredibel secara syariat.

Dengan demikian, sudah seharusnya kaum Muslimin di negeri ini kembali kepada syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupannya, termasuk dalam menentukan hari raya Idul Adha 1431 H.

Sudah sangat jelas bahwa ru’yah telah dilakukan dan menetapkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh (bertepatan dengan) pada tanggal 7 November 2010. Maka dengan demikian, wukuf akan jatuh pada hari Senin, 15 November 2010, dan Idul Adha akan jatuh keesokan harinya, yakni hari Selasa, 16 November 2010.

Wallahu’alam bis showab!

(M Fachry/arrahmah.com)

Sumber: http://arrahmah.com/index.php/news/read/9900/kapan-idul-adha-1431-h-2010-m#ixzz15GmHPxhL

46 Tanggapan to “Kapan Idul Adha 1431 H/2010 M”

  1. BosTomat said

    Kumaha kang eta teh pertarosan ?,
    naha bet diwalere deui ku akang, nya satuju abdi ge lebaran teh dinten salasa. ari dalil mah teu patos ngartos, nupenting mah nupangheulana we abdi mah ….heheheheh

    Suka

    • abifasya said

      Ke sakedap juragan, Bos Tomat Satria kirana teh saleresna saha ?
      Kok ngaku2 adi sapaguron, emang di cipasung tahun sabaraha ?
      Kayanya kalau tahu akang pernah jadi juara qiraautl kutub (sanes bashul kutub ) kitab bajuri paling jauh juga angkatan cepi (adik akang) ya ?, jadi bedanya dengan akang cuma dua tahun donk ?
      Kalau Satria teh ada di Bogor maen atuh ke rumah, atau biar mudah ke smp 5 aja.

      Suka

    • abifasya said

      Ke sakedap juragan, Bos Tomat Satria kirana teh saleresna saha ?
      Kok ngaku2 adi sapaguron, emang di cipasung tahun sabaraha ?
      Kayanya kalau tahu akang pernah jadi juara qiraautl kutub (sanes bashul kutub ) kitab bajuri paling jauh juga angkatan cepi (adik akang) ya ?, jadi bedanya dengan akang cuma dua tahun donk ?
      Kalau Satria teh ada di Bogor maen atuh ke rumah, atau biar mudah ke smp 5 aja di dadali 10a

      Suka

  2. dedekusn said

    Abi oge tadi dapet SMS ti rerencangan anggota HTI, alasannya ama persis dengan yg kang abi uraikan. Jadi kita harus bagaimana atuh kang?

    Suka

  3. paerere said

    selain puasa arofah tgl 9 dzulhijjah apa kita juga disunatkan juga puasa tarwiyah tgl 8 dzulhijjah?

    Suka

    • abifasya said

      Tidak ditemukan hadis shahih menegnai shaum tanggal 8 zulhijjah (tarwiyah), kalaupun ada haditsnya “maudhu” (dibuat-buat/palsu). Berikut ini saya cuplikan hadits palsu terkait puasa tarwiyah tersebut :
      Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan
      puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

      Diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus (2/248) dari
      jalan.

      1. Abu Syaikh dari :
      2. Ali bin Ali Al-Himyari dari :
      3. Kalby dari :
      4. Abi Shaalih dari :
      5. Ibnu Abbas marfu’ (yaitu sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
      wa sallam).

      Saya berkata : Hadits ini derajatnya maudhu’.

      Sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.

      Pertama : Kalby (no. 3) yang namanya : Muhammad bin Saaib Al-Kalby. Dia ini
      seorang rawi pendusta. Dia pernah mengatakan kepada Sufyan Ats-Tsauri,
      “Apa-apa hadits yang engkau dengar dariku dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu
      Abbas, maka hadits itu dusta” (Sedangkan hadits di atas Kalby riwayatkan
      dari jalan Abu Shaalih dari Ibnu Abbas).

      Imam Hakim berkata, “Ia meriwayatkan dari Abi Shaalih hadits-hadits yang
      maudhu’ (palsu)”. Tentang Kalby ini dapatlah dibaca lebih lanjut di
      kitab-kitab Jarh wat Ta’dil :

      1. At-Taqrib 2/163 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar.
      2. Adl-Dlua’faa 2/253, 254, 255, 256 oleh Imam Ibnu Hibban
      3. Adl-Dlua’afaa wal Matruukkin no. 467 oleh Imam Daruquthni.
      4. Al-Jarh wat Ta’dil 7/721 oleh Imam Ibnu Abi Hatim.
      5. Tahdzibut Tahdzib 9/5178 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar

      Kedua : Ali bin Ali Al-Himyari (no. 2) adalah seorang rawi yang majhul
      (tidak dikenal).

      Kesimpulan.
      1. Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) adalah hukumnya bid’ah. Karena
      hadits yang mereka jadikan sandaran adalah hadits palsu/maudhu’ yang sama
      sekali tidak boleh dibuat sebagai dalil. Jangankan dijadikan dalil, bahkan
      membawakan hadits maudlu’ bukan dengan maksud menerangkan kepalsuannya
      kepada umat, adalah hukumnya haram dengan kesepakatan para ulama.

      2. Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) adalah hukumnya sunat
      sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawah ini.

      “Artinya : …dan puasa pada hari Arafah -aku mengharap dari Allah-
      menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan
      datang. Dan puasa pada hari Aasyura’ (tanggal 10 Muharram) -aku mengharap
      dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu” [Shahih Riwayat
      Imam Muslim 3/168, Abu Daud no. 2425, Ahmad 5/297, 308, 311, Baihaqi 4/286
      dan lain-lain].

      Kata ulama : Dosa-dosa yang dihapuskan di sini adalah dosa-dosa yang kecil.
      Wallahu a’lam !

      sumber : http://www.mail-archive.com/assunnah@yahoogroups.com/msg05793.html

      Suka

  4. asep haruman said

    Terimaksaih infonya, semoga kita semua mdpt ridla Allah swt, amiin…

    Suka

  5. putratunggal said

    Sepakat kang, saya lagi sahur nih, kalau nunggu jam 04. takut kebablasan.

    Suka

  6. halim said

    klo menurutku yang penting dirayakan dan berkurban untuk sesama muslim yang lagi kesusahan seperti di mentawai, wasisor dan merpi. http://imtaq.com/esensi-penetapan-idul-adha-1431h-2010-m/

    Suka

  7. abifasya said

    nah justru itu yg perlu diluruskan bos, yang namanya pelaksanaan syariat itu tdk bisa “YANG PENTING”, apalagi yang penting dirayakan. Tapi harus benar2 sesuai ketentuan (syar’i)

    Suka

  8. MENONE said

    SELAMAT HARI RAYA IDHUL ADHA……………….pertebal rasa iman, kasih sayang antar sesama, saling peduli, saling menghargai dan yang pasti saling berbagi………………

    Suka

  9. boim said

    yg bilang puasa tarwiyah bid’ah.. mendingan ngaji lg apa itu bid’ah n terbagi berapa n
    JGN SUKA BWT HUKUM SENDIRI
    LU MESTI PUNYA GURU..

    Suka

    • BosTomat said

      gak usah sewot gitu loh mas, kang abi fasya hanya mendudukan persoalan kok, dan gak dalam posisi menyalahkan seseorang, beliau kan menjawab pertanyaan orang sebelumnya, kalo mas berniat baik juga mas akan menampakan jati diri mas gak penegcut gitu. Kalau emang gak bid’ah coba sebutkan mana dalilnya, sementara mas abifasa telah menjelaskan duduk persoalannya.

      Suka

  10. kodillah said

    yg mana yg benar sich???? bingung nihhhh….

    Suka

  11. salam
    trimakasih bisa tambah wawasan bagaimana mencari kawan dan mempengaruhinya
    http://www.imronmahmudi@blogspot.com.
    salam persaudaraan

    Suka

  12. Budi said

    Di dalam penanggalan lunar (peredaran bulan) seperti kalender Hijriah, bulan baru (tanggal 1) dimulai dengan terlihatnya hilal awal bulan di suatu tempat.

    Jika disuatu sore hari hilal telah nampak disuatu tempat, maka dimulai dari tempat tersebut dan bumi belahan sebelah baratnya akan memasuki bulan baru ( tanggal 1) esok paginya.
    Jadi bila hilal mulai terlihat di Papua maka bagian Indonesia lain dan belahan bumi lain sebelah barat Papua akan melihat hilal (sepanjang tidak tertutup awan atau gedung..he3x)

    Tetapi bila hilal mulai terlihatnya di suatu sore di India atau Pakistan, maka meski sore hari di Saudi (yang berada sebelah barat India) akan terlihat hilal juga, tapi sore hari pada hari tersebut di Indonesia (yang berada sebelah timur India) belum melihat hilal.
    Hal inilah yang menyebabkan perbedaan dimulai bulan baru di suatu tempat. Karena itu pada tahun 1431H, 1 Dzulhijah di Saudi jatuh pada tanggal 7 Nopember 2010 sedangkan di Indonesia pada tanggal 8 Nopember 2010. Sehingga otomatis tanggal 10 Dzulhijah juga berbeda hari antara di Indonesia dan di Saudi.

    Sekarang yang menjadi pertanyaan kapankah hari raya Idul Adha tersebut? Tanggal 10 Dzulhijah atau sehari setelah hari wukuf di Arafah.
    Kalau wukuf di Saudi sudah pasti tanggal 9 Hijriah, maka belum tentu di bumi sebelah timur Saudi (seperti Indonesia) pada saat itu juga tanggal 9 Hijriah, bisa jadi baru tanggal 8 Hijriah karena memang hilal terlihatnya lebih lambat sehari.

    Adakah dalil-2 yang menjelaskan kapankah hari raya Idul Adha? Pastinya tanggal 10 Dzulhijah? Atau pastinya adalah sehari setelah wukuf?

    Wallahu’alam bis showab

    Wassalam
    Budi

    Suka

    • abifasya said

      apa yang ditulis di atas dilengkapi dengan tulisan seselumnya tentang puasa arafah Insya Allah telah mendudukan perkara, berbicara tentang perbedaan dalam penggunaan rukyat para ulama mujtahid memang berbeda pendapat untuk idul fitri Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.
      Sementara untuk Idul adha sesungguhnya ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.
      Bila kita perhatikan dengan seksama sebenarnya ada hadits yg mengatakan bahwa Idul adha itu dilaksanakan pada hari nahar, dan hari nahar adalah hari setelah hari arafah, berikut ini haditsnya :
      1. “Idul Fitri adalah hari orang-orang (kaum Muslim) berbuka. Dan Idul Adha adalah hari orang-orang menyembelih kurban.” (HR. At-Tirmidzi dan dinilainya sebagai hadits shahih; Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 697, hadits no 1305).
      2.“Bulan Puasa adalah bulan mereka (kaum muslimin) berpuasa. Idul Fitri adalah hari mereka berbuka. Idul Adha adalah hari mereka menyembelih kurban.” (HR.Tirmidzi) Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 697, hadits no 1306)
      semoga penjelasan mngukuhkan keyakinan kita semua, maaf baru sempat dibalas, tapi Insya Allah saya yakin anda termasuk yang Shalat Idul Adha hari ini (selasa).
      Wallahu ‘alam.

      Suka

  13. kiki said

    ga usah repotlah..
    di tempat saya idul adha hari selasa.. jd malam ni lg takbiran.
    pdhl menurut depag hari rabu.
    warga disini ngikutin kiayi sepuh aja..
    minggu tarwiyah senin arfah
    selasa idul akbar..

    tentang puasa tarwiyah walaupun bid’ah, selama bid’ah itu menuju arah kebaikan (bid’ah hasanah) dan sudah jd tradisi ga usah ragu dilaksanakannya..
    kita jgn terlalu berfikir keras menentukan dalilnya..
    ikut para ulama sekitar kita ja.
    berguru…

    Suka

    • abifasya said

      “al istifraghul wush’i”, mencurahkan semua kekuatan untuk mencari dalil yang rojih adalah kewajiban setiap orang yang telah diberikan kemampuan berfikir oleh Allah swt, mungkin diantara yang menyebabkan mundurnya ummat islam karena enggannya kita berpikir lebih keras untuk sebuah kebajikan.
      Amar ma’ruf nahi munkar adalah usaha yg wajib dilakukan setiap muslim, soal hasil serahkan pada Allah. Jangan sekali-kali melakukan bid’ah dalam ibadah mahdhoh, karena semua itu akan dithalaq, Jika ada dalil yang arjah gunakan dalilitu jangan asal ikut-ikutan.
      Wallahu ‘alam

      Suka

      • kiki said

        ga asal ikut2an koq mas karna ane punya guru, dan guru ane ngajarin tentang dalil2 baik di alqur’an atwpn hadist, ijma’ jg qiyas..
        yg jd masalah ane ga setuju klu da yg blg pwsa tarwiyah bid’ah, seolah nyuruh ga pwsa trwiyah,,
        jelas dah ada dalìlnya koq dari ijma’ ulama klu kita disunahkan pwsa trwiyah..
        inta pernah denger kan low kita disunahkan pwsa trwiyah?
        cari ja dalilnya di kitab kuning
        low g bz bacanya,, ya ngaji dlu..

        Suka

        • BosTomat Satria Kirana said

          jangan salah de kiki, soal baca kitab kuning akang kita yang satu ini waktu dipesntren cipasung dulu setahu saya pernah jadi juara Bahtsul Kutub Kitab Bajuri, saya sebagai adik kelasnya kang idad (sebutan abifasya di cipasung), gak terima anda ngomong kaya gitu. Setahu saya juga dari dulu beliau amat wara dalam pelaksanaan ibadah, dulu juga beliau puasa tarwiyah, bahkan beliau itu puasanya dari awal zulhijjah loh. Kalau sekarang beliau berbicara seperti dalam tulisan nya di atas, saya yakin itu hanya sekedar mendudukan perkara yang sebenrnya berdasarkan penelusuran dalil yang dikajinya dan bukan berarti juga (Insya Allah) beliau td puasa tarwiyah. Kalau memang anda anak pesantren seperti yang anda akui kayanya akan bisa lebih arif dalam memberikan komentar.

          Suka

        • abifasya said

          Mas Kiki Yang dimulyakan Allah, sebagai bahan renungan kita berikut ini saya cuplikan isi kitab kuning yang anda jadikan sebagai landasan sunnahnya shaum tarwiyah, silahkan dicek di kitab fathul mu’in “Fashal shaum tathawu”, kebetulan saya telah memiliki KITAB KUNING ELEKTRONIK” edisi lengkap dan terbaru, berikut cuplikannya :
          ( ويسن ) متأكدا ( صوم يوم عرفة ) لغير حاج لأنه يكفر السنة التي هو فيها والتي بعدها كما في خبر مسلم وهو تاسع ذي الحجة والأحوط صوم الثامن مع عرفة
          والمكفر الصغائر التي لا تتعلق بحق الآدمي إذ الكبائر لا يكفرها إلا التوبة الصحيحة
          وحقوق الآدمي متوقفة على رضاه فإن لم تكن له صغائر زيد في حسناته
          ويتأكد صوم الثمانية قبله للخبر الصحيح فيها المقتضي لأفضلية عشرها على عشر رمضان الأخير

          bila disimpulkan isi cuplikan kitab tersebut adalah sbb :
          1. Puasa Arafah (tgl 9 Dzulhijjah) adalah sunnah muaqad, (ingat kembali bahwa yg disebut puasa arafah adalah puasa yg dilakukan saat jemaah haji wukuf di arafah, td ada hadits yg menyebut puasa arafah dengan sebutan tanggal 9, berbeda dg puasa tasu’a dan asyura, keduanya disebutkan dlam hadits dengan menyebutkan tanggal)
          2. pUASA tanggal 8 dilakukan sebagai bentuk ikhtiyat, kenapa ikhtiyat ? karena dikhawatirkan dikira tanggal 8 padahal sebenarnya tanggal 9 yang mengharuskan hari sesudahnya melakukan penyembelihan (hari nahar).
          3. Sunnah muaqad puasa tanggal 8 dzulhijjah berdasarkan hadits yang menunjukan bahwa 10 hari bulan dzulhijjah lebih utama dpd 10 hari terakhir di bulan ramadlan.
          Nampaknya jelas banget apa yang dipaparkan penulis Fathul muin, bahwa muakadnya itu bila puasanya dilakukan 10 awal dibulan dzulhijjah (tentunya td termasuk tgl 10 nya, karena tgl 10 adalah hari nahar)

          semoga apa yg sy tuliskan ini bermanfaat bagi kita semua.
          Namapaknya mas kiki kita bisa berdiskusi panjang lebar lewat email, kalau gak keberatan toilong kirim email mas kiki, biar shilaturrahmi kita bisa terjalin semakin erat.
          WALLAHU ‘ALAM

          *akhuka fillah*
          abi fasya ASGARTIGOR

          Suka

  14. ipan said

    memang kalo ngomongin bid’ah ato ngga bid’ah kayaknya susah ,setuju ama mas kiki …contoh kecil aja ” jaman rosululloh ga ada alat transportasi (mobil,pesawat.DLL) padahal semua kendaraan jaman rosululloh menggunakan onta atau sejenisnya, nah sekarang apa kita harus selamanya menggunakan onta yang sementara di indonesia jarang ada onta pun bisa di katakan gak ada ..jadi menurut saya setuju ama mas kiki ,kalo kita belum tahu atau ngerti lebih baiknya kita mengikuti para ulama’ sekitar aja (berguru)

    Suka

    • ipan said

      oh iya satu lagi ” selamat lebaran idul adha yang menjalankan sekarang semoga kita selalu mendapat ridho ,rahmat dan ampunan serta pembebasan dari api neraka di hari kiamat amin “dan hari ini saya masih puasa

      Suka

    • abifasya said

      jangan keterusan untuk berada dalam ketidak mengertian, kita belajar dan berguru adalah usaha untuk menjadi pintar, dan itu harus. analogi yang anda lakukan tidak tepat, karena bid’ah yang dilarang adalah dalam ibadah, sementara kalau dalam urusan yang lain ga masalah bahkan mungkin harus MELAKUKAN BID’AH SEBANYAK-BANYAKNYA”, sebab kalau tidak akan ketinggalan zaman, bahkan mungkin kita tidak bisa menyempurnakan ibadah kita, saya akan memberikan contoh seperti apa yg anda contohkan, bisa dibayangkan berapa lama perjalanan org Indonesia kalao mau menunaikan ibadah haji harus pake onta …., jadi bid’ah dalam hal seperti ini boleh-boleh aja.
      wallahu ‘alam

      Suka

  15. edi said

    Maaf hanya meluruskan mas ipan: BID’AD itu adalah membuat sesuatu yg baru dalam masalah syari’at agama islam yg berkenaan dengan ibadah. Apakah transportasi, bercocok tanam, teknologi yg semakin berkembang masuk masuk dlm syari’ah ibadah?
    Justru allah menganjurkan kpd manusia n jin dlm al’quran surat Arrohman tuk menembus langit dan bumi. Islam bukan berpatokan ma ustad tapi berpatokan ma hadist shohih. Gampangkan…..??????

    Suka

  16. kiki said

    Wah jgn2 mas ASPEK lag!.. xixi
    dasar indonesia..
    maap semuanya..
    orang yg pinter bs mmbongkar hadist hnya ulama muhaddistin
    kalian emg terlalu kritis.
    dasar otak kalian dh jd kaum modernis.
    orang yg belajar tp tdk brguru tidak akan mempunyai sanad dan gurunya adalah SYAITHON
    ana ank pesantren.
    d fathul muin ada koq klw puasa tarwiyah itu sunah..
    ana trdisionalis,
    yg beda paham brarti modernis..!!

    Suka

    • abifasya said

      semoga kita semua mendapat ridla Allah, Amiiin

      Suka

    • abifasya said

      Hanya sekedar menguatkan balasan, di komen anda yg atas telah saya jawab, tapi kayanya akan lebih utama kalau saya jawab lagi di komen anda yang ini, semoga bermanfaat :

      Insya Allah walaupun anda menyebut sy sebagi seorang moderenis tapi saya tdk termasuk kaum liberalis dan pluralis yang telah diharamkan MUI, berikut ini jawaban saya yg telah saya tulis di komen anda yang atas :

      Mas Kiki Yang dimulyakan Allah, sebagai bahan renungan kita berikut ini saya cuplikan isi kitab kuning yang anda jadikan sebagai landasan sunnahnya shaum tarwiyah, silahkan dicek di kitab fathul mu’in “Fashal shaum tathawu”, kebetulan saya telah memiliki KITAB KUNING ELEKTRONIK” edisi lengkap dan terbaru, berikut cuplikannya :
      ( ويسن ) متأكدا ( صوم يوم عرفة ) لغير حاج لأنه يكفر السنة التي هو فيها والتي بعدها كما في خبر مسلم وهو تاسع ذي الحجة والأحوط صوم الثامن مع عرفة
      والمكفر الصغائر التي لا تتعلق بحق الآدمي إذ الكبائر لا يكفرها إلا التوبة الصحيحة
      وحقوق الآدمي متوقفة على رضاه فإن لم تكن له صغائر زيد في حسناته
      ويتأكد صوم الثمانية قبله للخبر الصحيح فيها المقتضي لأفضلية عشرها على عشر رمضان الأخير

      bila disimpulkan isi cuplikan kitab tersebut adalah sbb :
      1. Puasa Arafah (tgl 9 Dzulhijjah) adalah sunnah muaqad, (ingat kembali bahwa yg disebut puasa arafah adalah puasa yg dilakukan saat jemaah haji wukuf di arafah, td ada hadits yg menyebut puasa arafah dengan sebutan tanggal 9, berbeda dg puasa tasu’a dan asyura, keduanya disebutkan dlam hadits dengan menyebutkan tanggal)
      2. pUASA tanggal 8 dilakukan sebagai bentuk ikhtiyat, kenapa ikhtiyat ? karena dikhawatirkan dikira tanggal 8 padahal sebenarnya tanggal 9 yang mengharuskan hari sesudahnya melakukan penyembelihan (hari nahar).
      3. Sunnah muaqad puasa tanggal 8 dzulhijjah berdasarkan hadits yang menunjukan bahwa 10 hari bulan dzulhijjah lebih utama dpd 10 hari terakhir di bulan ramadlan.
      Nampaknya jelas banget apa yang dipaparkan penulis Fathul muin, bahwa muakadnya itu bila puasanya dilakukan 10 awal dibulan dzulhijjah (tentunya td termasuk tgl 10 nya, karena tgl 10 adalah hari nahar)

      semoga apa yg sy tuliskan ini bermanfaat bagi kita semua.
      Namapaknya mas kiki kita bisa berdiskusi panjang lebar lewat email, kalau gak keberatan toilong kirim email mas kiki, biar shilaturrahmi kita bisa terjalin semakin erat.
      WALLAHU ‘ALAM

      *akhuka fillah*
      abi fasya ASGARTIGOR

      Suka

      • kiki said

        askum..
        !tu akang tw low pwsa trwiyah disunah muakadkan karna kita berhati2 takutnya pas tanggal 8 eh, trnyata tgl 9..
        jd dalam hadist mmg tdk dsbutkan pwsa trwyah(tgl 8) nah dalilnya adlh ijma’. .
        jgn lgsung blg pwsa trwiyah bid’ah, sdgkan notabennya org awam klo bid’ah, y harus d tinggalkan..
        contoh sprti skrg ni ada yg merayakan idul akbar hari selasa, ada jg yg hari rabu.. sekarang ikhtiyatnya terbukti kan..
        maju trs kang..
        wasalam..

        Suka

  17. Assalaamu’alaikum sahabat guru…

    Sahabat…. Tiada embun yang lebih bening selain beningnya hati
    Di bulan Zulhijjah, Iedul Adha kembali menyapa hari
    Kemaafan dipohon untuk khilaf dan salah jika mengkhianati
    Sebuah pengorbanan tulus jadi iktibar membaiki diri

    Mohon Maaf Lahir dan Bathin

    Salam keindahan Iedul Adha 1431 H dari saya di Sarikei, Sarawak.

    Suka

  18. Di Malaysia hari raya iedul adha adalah pada 17 November 2010, esok.
    Selamat Hari Raya Aidil Adha buat umat Islam di Indoensia yang merayakannya hari Selasa, hari ini.
    Semoga ibadah kita diterima Allah swt.

    Salam mesra.

    Suka

  19. Abdul Aziz said

    Mungkin kalau dalam bahasa Sunda itu disebut aing-aingan. Betapa susahnya kita merayakan Idul Fitri atau Idul Adha bersamaan. Cara menetapkan tanggal satu pada kalender Islam sudah jelas. Idul Fitri 1431 kemarin di negeri kita dirayakan dalam 3 hari yang berbeda. Masing-masing merasa benar sendiri. Kalau Idul Adha sekarang mungkin hanya hari ini dan besok.

    Hatur nuhun.
    Salam ka sadayana.

    Suka

  20. rasyid said

    ya… telat deh bacanya … padahal artikel ini kemarin sangat saya butuhkan, tapi gpp deh makasih ya pak. mohon izin untuk copas

    Suka

Tinggalkan komentar