“STOP” Kekerasan Pada Anak
Posted by abifasya pada 24 Juli 2010
Kayanya tidak berlebihan jika saya merasa agak miris bila melihat kebiasaan manusia dewasa saat ini yang memperlakukan manusia-manusia kecil apakah itu anak kandungnya sendiri, muridnya, atau siapapun mereka … dengan sangat semena-mena, anak dipaksakan untuk mengikuti kemaun para manusia dewasa itu tanpa melihat kondisi pisik dan psikis si anak, mereka tidak berpikir siapkah sianak menerima semua itu ?.
Bukan hanya itu, seperti yang dikabarkan TV.one hari ini seorang anak yang bernama Clara melaporkan manusia dewasa yang diduga anggota Pengawal Presiden mentoyornya kepada Komnas Perlindungan Anak (KAK SETO) astaghfirullah … suatu perbuatan yang sangat tidak menyenangkan yang dilakukan oleh orang-orang Dewasa kepada anak-anak. Padahal bukankah kita tahu kalau anak adalah “peniru ulung”, tidakah orang dewasa itu berfikir jika yang mereka lakukan akan ditiru anak-anak yang melihatnya ?.
Tidaklah salah kalau kita mencoba memperhatikan kembali sebuah puisi dari Dorothy Law Nolte, yang mudah-mudahan saja kita bisa mengambil hikmahnya :
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan/kekerasan, ia belajar membenci/berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah.
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mengasihi.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi.
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan kasih dalam kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar damai dengan pikiran.
by Dorothy Law Nolte.
Kakaakin said
Tega banget orang2 yang menyiksa anak kecil 😦
SukaSuka
abifasya said
hanya orang2 yg hilang rasa kemanusiaannya yg tega berbuat dzhalim pada anak2, makasih komennya maaf dah lama baru buka lagi blog
SukaSuka
nurhayadi said
Assalamu’alaikum, lama tidak silaturahim ke blog ini. Ternyata penampilanya dah banyak berubah. Semoga tetap istiqomah di jalan dakwah Islam.
SukaSuka
abifasya said
Wa’alaikum salam, makasih mas kunjungannya sy juga pd bulan ini gak terlalu banyak nulis baik tulisan sendiri maupun copy tulisan orang, ada bbrp hal yg harus sy selesaikan shingga sy gk s4 ngeblog
SukaSuka
Vicky Laurentina said
Ah ya, saya juga baca itu, Pak Farhan. Dan sampai hari ini saya tidak mengerti, “mentoyor” itu apa ya?
SukaSuka
BlogCamp said
anak-anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran mini, tetapi mereka adalah anak-anak dengan segala dunianya yang kadang unik.
Mari kita sayangi anak-anak agar mereka kelak menyayangi anak-anaknya, demikian seterusnya secara berantai.
salam hangat dari Surabaya
SukaSuka
abifasya said
wadoohhh maaksih pkdhe tlah berkenan berkunjung maaf neh aq dah lama gak blogwalking pokoknya gak kemana-mana 😆 😆 🙂
SukaSuka
bluethunderheart said
dan sedemikianlah jika emosi lebih berarti daripada hal kasih sayang tersebut…………semoga tak ada lagi kekersan pada siapapun jua
salam hangat dari blue
p cabar
SukaSuka
abifasya said
kekerasan dan kekejaman hanya akan melahirkan penyesalan, buklan bgitu blue ?
SukaSuka