Farhansyaddad weblog

Untuk Hari Esok Yang Lebih Baik

Pelajaran Dari Peristiwa Sakitnya Anakku

Posted by abifasya pada 14 Februari 2009


dsc01044Hari Rabu tanggal 28 Januari 2009 anak-ku yang pertama Fauziani Aulia Luthfiana Nalwien (kaka Afni) mulai sakit, hal itu diketahui saat istriku membangunkannya untuk shalat shubuh sekitar pukul 05 lewat beberap menit. Bi si kaka badanya panas, demikian kata istriku dari kamar anakku. Aku mencoba menghampiri anakku dn meraba keningnya dan aku berkata : “ah.. ini mah paling juga panas karena bangun tidur … ayo suruh shalat dan mandi, sebentar lagi om Aziz menjemput. Ternyata setelah anakku selesai shalat subuh aku mencoba meraba keningnya lagi … subhannallah anakku panas banget.
Ok.. kalau begitu abi telephon om Aziz agar dia tidak menjemput, sekalian abi juga akan telephon bu Nita untuk mengabarkan kalau si kk sakit… kataku kepada istriku.
***
Pukul 06.30 aku dan istriku berangkat ke sekolah untuk menunaikan kewajibanku sebagai guru, tapi sesampainya di sekolah hatiku tidak mendapatkan ketenangan dan selalu gelisah sampai pada akhirnya sekitar pukul 08.15 pembantuku menelphonku memberikan kabar yang mengagetkan kalau anakku muntah-muntah setelah dikasih minum.
***
Pukul 10.10 saat istirahat pertama aku pulang dulu ke rumah dengan maksud ingin membawa anakku ke dokter, dan aku membawanya ke rumah sakit Islam dengan harapan bisa bertemu dengan dokter anak. Tapi jadwal praktik dr. anak saat itu telah habis dan yang ada dokter umum. Aku bertanya pada dokter kira-kira apa penyakit yang diderita anakku, dokter hanya baru bisa memberi tahu kalau anakku sakit panas. Aku meminta kepada dr agar anakku di chek darahnya, aku takut kalau anakku kena thyphus, tapi kata dr pemeriksaan darah itu harus dilakukan pada hari ketiga.
***
dsc01051Karena gak puas dengan dr di RSI, pada hari Jum’at tanggal 30 Januari aku tidak pergi ke sekolah dan hendak memerikskan anakku ke Dr. Agung, dr yang biasa merakawat kk afni dan dede nazha bila sakit. Kata dr. Agung diakhir pembicaraan setelahnya aku meminta agar anakku di chek darah, dr Agung memberi surat pengantar agar aku memeriksa darah anakku pada hari Sabtu tgl 31 Januari 2008.
***
Hari Sabtu, pukul 07.30 aku berangkat ke laboratorium merdeka untuk memeriksakan darah anakku, dan ternyata hasilya … subhanallah …. trombosit anakku tidak sesuai ukuran normal yaitu hanya 91 ribu saja padahal ukuran normal itu minimal 150 ribu. Berarti anak ku terkena penyakit demam berdarah …. Subahanallah…. Innalillhi wa innaa ilaihi raaji’uun. Setelah berembuk dengan istriku akhirnya diputuskan anaku dirawat di rumah sakit ibu dan anak Hermina Bogor.
***

Dengan menggunakan motor kesayangannku   (aku, istriku, kdsc010541k, dan dd) kami menuju ke RSIA Hermina dan sesampainya di RS anakku langsung dibawa ke IGD untuk mendapatkan perawatan, setelah urus-urus di bagian informasi dan pendaftaran akhirnya anakku dirawat di kamar 363 kelas 3 lantai 3 RSIA Hermina Bogor.
Sejak anakku masuk ruang perawatan dari sinilah saat menegangkan itu dimulai karena setiap 6 jam sekali anak ku di cek darahnya, dan setiap kali dicek darah anakku selalu menangis kesakitan dan hal itupun membuat aku dan istriku bersedih dan yang lebi menyedihkan lagi hasilnya selalu turun, pertama dicek di lab merdeka hanya 91 rb, cek kedua hanya 90 ribu, cek ke tiga 60 rb, cek ke empat 37 rb, cek ke lima 30 rb, cek ke enam naik lagi menjadi 37rb, cek ke tujuh turun lagi 30 ribu dan sat cek darah itu terjadi untuk ke delapan kalinya …. Subhanallah turun banget …. Hanya 24 ribu… padahal kata dokter kalau sampai 20ribu harus transfusi darah. Setiap mendengar hasil cek darah yang diberitahukan suster aku dan istriku selalu tidak bisa untuk menahan air mata, terlebih ketika penurunan itu mencapai 24 ribu aku tak kuasa menahan tangis, dan akhirnya aku pergi ke mushola untuk berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah agar anakku sembuh seperti biasa. Penurunan trombosit ini terjadi saat memasuki masa kritis yaitu hari ke 4, 5, dan 6. Dan pada masa-masa kritis ini banyak sekali terjadi kematian (demikian kata dr. anak yang memeriksa pasien disebelah anakku, karena pasien disebelah anakku pun menderira sakit yang sama dengan anakku). Ya .. Allah kenapa dr ini berbicara seperti itu, tidak kah dia bisa berbicara dengan yang lebih baik dari itu? Agar hati orang tua pasien tidak khawatir?. Hatiku semakin ciut tatkala melihat berita di TV anak yang terkena DBD di Karawang meninggal dunia.
***
dsc01059Masa kritis itu telah berlalu dan anakku memasuki hari ke delapan dari sakitnya yaitu hari Rabu tanggal 4 Februari 2009, pagi-pagi sekitar pukul 05.00 dicek lagi darahnya, aku berharap cek darah kali ini adalah cek darah yang terakhir. Aku berdoa dalam shalat dhuhaku agar anakku disembuhkan dan trombositnya bisa naik. Ternyata Allah belum mengabulkan doaku karena ternyata trombosit anakku hanya 54 ribu. Sembilan jam kemudian tepatnya sekitar pukul 14.00 darah anaku dicek lagi …. dan terternyata…. Yaa Allah darahnya bukannya naik tapi turun lagi menjadi 52 ribu. Sekitar pukul 16.00 Dr. Agung memeriksa anakku lagi, dia memberikan nasihat kepada anaku agar mau memperbanyak minum dan makan , karena ternyata yang menyebabkan sulitnya naik trombosit itu diantaranya adalah karena anakku sulit sekali makan dan minum. Diakhir pembicaraannya dokter memberi tahukan kalau anakku harus dicek lagi darahnya sekitar pukul 22.00. Dan saat pengambilan darah tiba seperti biasa anakku menangis ketakutan karena jar-jari tangannya(telunjuk, jari tengah, dan jari manis) sudah dilukai semua masing-masing empat luka, dan kalau saat ini harus dicek lagi darahnya berarti salah satu jarinya harus dilukai untuk yang kelima kalinya. Semalaman aku tak berhenti untuk memohon kepada Allah agar dihari yang kesembilan dari sakitnya anakku disembuhkan Allah. Dan ternyata Al Hamdulillah trombositnya naik drastis menjadi 134 ribu, aku bahagia dan bersujud kepada Allah karena trombosit anaku telah naik, dan pada sore harinya dr mengizin kami pulang.
***
Ada pelajaran atau hikmah yang bisa diambil dari peristiwa sakitnya anakku itu diantaranya :
Pertama, ternyata yang namanya sabar itu amat mudah untuk diucapkan bahkan aku sering berkata kepada murid-muridku untuk bersabar, tapi ternyata pelaksanaannya teramatlah susah. Jika ada orang yang menyakitiku atau aku merasakan sesuatu (sakit) mungkin aku masih bisa sabar tapi tatkala sesuatu itu menimpa anakku, aku tidak bisa sabar. Aku hanya pandai berkata : “sabar” – “sabar” – dan “sabar—tapi pelaksanaannya ternyata gak bisa.
Kedua, ternyata seorang ibu jauh lebih peka dibanding bapaknya dalam berbagai hal termasuk dalam penderitaan yang dirasakan anaknya, pantas kalau Rasulullah menyebutnya sampai tiga kali kata-kata ibumu, ketika menjawab pertanyaan dari sahabatnya tentang siapa orang yang paling dihormati di dunia ini. Untuk itu bagi sahabat-sahabatku, murid-muridku, dan orang-orang yang sempat membaca artikel ini jangan sampai kalian menyakiti hati ibumu, jangan sampai ibumu meneteskan air matanya karena perbuatan yang kita lakukan.
Ketiga, yakinilah bahwa didalam kesulitan itu ada kemudahan. Salah satu contoh diantanya adalah seperti yang aku rasakan saat masuk ke RSIA Hermina sisa uang didompetku hanya cukup untuk pendaftaran saja, tapi ternyata pihak RS tidak memaksaku untuk menyimpan uang jaminan tapi mengutamakan memberikan pelayanan dan aku baru membayarnya saat anakku telah diizinkan pulang oleh dokter.
***
Sebelum tulisan ini aku akhiri, aku ucapkan terimakasih kepada Dr. Agung dsc01078dan para suster di RSIA Hermina Bogor yang begitu telaten merawat Fauziani anaku layanannya sangat memuaskan. teman-temanku di SMPN 5 dan dari keluarga Partai Bulan Bintang wabilkhusus Bapak Rusmana caleg PBB dari Tanah sareal, dan juga teman istriku dari SMPN 12 yang telah meluangkan waktu untuk menengok anakku. Tidak lupa buat orang tuaku (ani-ama, bapak dan ibu)… ani-ama, bapak dan ibu hatur nuhun doa sareng sagala perhatosan nana,  saudara-saudaraku yang dari Garut maupun dari Bogor yang telah membantuku baik moril maupun materil terimakasih atas bantuannya. Semoga Allah swt membalas semua kebaikan itu dengan yang lebih baik lagi teriring doa “jazaakumullahu khairal jazaa”
Wallahu ‘Alam.

8 Tanggapan to “Pelajaran Dari Peristiwa Sakitnya Anakku”

  1. Farhan said

    Seru Pa ceriteranya …

    saya sampey sidakep di depan pc …
    Sekarang sudah sembuh kan …

    @ Farhan
    Wah mks boss kunjungannya. Walau nama kita sama tapi beda kabisa. blognya masih acak adut yah… maklum pemula.
    Anakku sekarang Al hamdulillah dah sembuh atas izin Allah.

    Suka

  2. syaiful said

    makasih atas kunjungannya dan komentarnya tentang jilbab. kita hidup ini juga banyak belajar dari pengalamna-pengalaman seperti pengalaman anda pada kejadian putranya. ini saya berbagi pengalaman anak saya juga terserang pengakit DBD, sama seperti yang anda alami juga. selain di bawak ke dokter juga cepat dibantu berikan jus jambu merah (Jambu batu yang bijinya banyak). untuk mengatasi supaya trambositnya cepat normal kembali. salam ukhura dari kami sekeluarga

    Suka

  3. andi said

    Saat membaca info bpk…sungguh bpk beruntung…sungguh bpk bahagia…sungguh bpk berhasil…namun diri sy…..sebaliknya anakku meninggal dunia karena DB tgl 28 ags 2007 usia 10 th….Sesak rasanya hidup ini…penyesalan teramat sangat akan langkah hidup kami selama merawat anakku Gina Salma sampai anakku meninggal…Betapa banyak dosa sy…betapa banyak kebodohan sy…betapa banyak kesalahan sy…betapa banyak sy tdk bersyukur atas karunia, titipan Alloh…..dan entah kata2 apa dan tindakan apa lagi yg hrs sy ungkapkan sbg bentuk penyesalan sy….Maafkan anakku……
    ———
    Andi 022-70775575 Kompl Viku a 106 rt 3 rw 16 cipadung cibiru bdg

    Suka

    • abifasya said

      Allahumaghfirlaha warhamha wa’fu anha, sing sabar juragan. Keun sanggakeun kanu kagungan nana Allah swt. Mugia janten cengcelengan kanggo ibu ramana, mugia sing nambih kasabaran ibu ramana sarta ditepamgkeun deui di surgana Allah swt.

      Suka

  4. berbagi info dengan pembaca blog ini, jika ada yg terkena demam berdarah bisa mengkonsumsi susu powermix untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan trombosit anak

    Suka

  5. AHLAN said

    Jika anda kalah maka bersabarlah. Namun jika anda menang, maka tetaplah rendah hati.

    Suka

  6. Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan maka sikap dan tindakan akan baik pun sebaliknya.

    Suka

  7. Jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu karena merekalah yang buatmu semakin kuat setiap hari

    Suka

Tinggalkan komentar